Promosi
Ekspor Dan Distribusi Impor
Oleh : Muh.
Amiruddin Salem (09130118)
A. KEBIJAKAN PROMOSI EKSPOR
(PE)
Promosi ekspor
(PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik, sebab pasar luar negeri
relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati
ada juga yang melakukan secara bersamaan
Tujuan kegiatan promosi ekspor yang
dilakukan olehperusahaan adalah untuk mengenalkan perusahaan dan produk
yangdiproduksi kepada calon pembeli di Luar Negeri. Hal ini promosiberperan
penting dalam daur kehidupan usaha yang dilakukanperusahaan. Seperti dalam
pengertian promosi, yaitu seperangkattehnik pemasaran untuk mengkomunikasikan
segala sesuatu tentangproduk atau komoditas kepada kelompok sasaran atau pasar
untukmencapai tujuan akhir upaya pemasaran yaitu produk atau komoditaskita
menjadi pilihan utama bagi pelanggan (Jabbar:2007).
Menurut Terence A. Stamp (2003) sebagai
produsen suatukomoditi ekspor, yang penting diperhatikan adalah bahwa
komoditiapapun yang diproduksi harus sesuai dengan selera calon pembeli.Pembeli
hanya berminat membeli suatu barang dengan komoditi itusesuai dengan kebutuhan,
keinginan dan harga.Aktifitas promosi ekspor mempunyai pengaruh penting ataspenjualan
yang dicapai oleh perusahaan. Pengelolaan yang efektifatas sumber daya yang
mahal tersebut adalah esensi untuk mencapaihasil imbalan optimal dan
pengeluaran promosi ekspor. Karena setiapbentuk promosi ekspor memiliki
kekuatan dan kelemahan sendiri,strategi promosi ekspor yang terintegrasi
memasukkan keunggulandari setiap komponen dalam perancangan suatu bauran
promosiekspor yang efektif biaya.Menurut Landa dan Robin (2001) untuk
meningkatkan transaksiekspor impor diperlukan kegiatan promosi yang tepat.
Kegiatan inidilakukan oleh para eksportir dan badan-badan khusus
sertapemerintah sendiri.
1.
Definisi promosi
Promosi adalah upaya penjual dalam
memperkenalkan komoditas yang dihasilkan kepada calon pembeli.
2.
Apa tujuan promosi
Tujuan promosi adalah untuk menarik
minat calon pembeli terhadap komoditas yang akan diperkenalkan.
3.
Apa yang dimaksud dengan promosi ekspor
Promosi ekspor adalah upaya penjual
(eksportir) memperkenalkan komoditas yang dihasilkannya kepada calon pembeli di
luar negeri (importer) dengan tujuan menarik minat mereka untuk membeli
komoditas yang diperkenalkan dengan pembayaran dengan valuta asing.
4.
Bagaimana posisi promosi dalam pemasaran ekspor
Promosi memegang peranan kunci nan
strategis dalam strategi pemasaran ekspor. Promosi menduduki posisi selaku
ujung tombak dalam kegiatan pemasaran suatu komoditas. Tanpa promosi calon
pembeli tidak akan mengenal dengan baik komoditas yang kita hasilkan. Tanpa
mengenal komoditas kita, calon pembeli tidak akan berminat untuk membelinya.
Tanpa pembeli komoditas kita tidak akan laku diekspor.
Promosi merupakan salah satu unsure
dari strategi bauran pemasaran. Unsure-unsur bauran pemasaran itu antara lain:






Keenam unsure ini disebut 6Pnya, disebut Marketing Mix (Bauran pemasaran)
5.
Media apa yang dipakai untuk berkomunikasi
Pada umumnya media yang digunakan adalah surat
menyurat karena penjualan dan pembeli berdomisli di dua Negara yang berbeda.
Pengalaman menunjukkan 80% dari transaksi perdagangan ekspor dilakukan dengan
cara korespondensi dan 20% sisanya dilakukan dengan cara negosiasi tatap muka
yang akhirnya juga dikonfirmasukan dalam bentuk tertulis.[1]
6.
Faktor yang dapat menjelaskan bahwa kebijakan PE mampumendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat
dibandingkan kebijakan SI, yaitu:




Meskipun
kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:

Cepat jenuhnya
pasar internasionaldisebabkan oleh
faktor permintaan dan penawaran. Dilihat dan sisi permintaan, apa yang diekspor
oleh NSB seperti pakaian, makanan olahan, barang-barang elektronik sederhana, bahkan kendaraan, umumnya
merupakan barang kebutuhan pokok bagi
negara maju.Sebagai barang kebutuhan pokok,elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan
elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya relatif tetap.

Sekalipun
negara-negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi
padatmodal dan ilmu pengetahuan, mereka
tetap melakukan proteksi terhadap industri-industri yang berteknologi sederhana
7.
Kelompok promosi ini terdiri dari :








Unsur-unsur bauran promosional ekspor tersebut
antara lain :
1.
Kombinasi situasi komersial.
2.
Terlepas dari negara.
3.
Tahap pembangunan ekonomi dan
lingkungan kompetitifnya.
Penekanan relatif diletakkan pada
bagian yang berbeda-bedamenurut tipe produk, persepsi manajemen atas kegunaan
dari setiapelemen, dan praktik-praktik yang umumnya dijalani oleh perusahaandi
negara yang berbeda. Setiap industri dan perusahaan memilihbauran promosional
ekspor berbeda-beda, tergantung pada tujuan,kemampuan dan pasarnya. Dengan
tujuan bisa menjangkau sasarandengan cara yang paling efektif.
8.
Strategi Promosi Ekspor
Strategi promosi ekspor memadukan
promosi penjualan dan publisitas ke dalam sebuah program yang mengkoordinasi
untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan pihak lain di luar negeri untuk
mempengaruhi keputusan pembelian (M. Suyanto, 2007:219).
1.
Promosi & Teknik PromosiPromosi
adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukanuntuk merangsang minat calon
pelanggan untuk membeli produkyang dipromosikan. Teknik promosi adalah suatu
cara yangdigunakan agar kegiatan promosi dapat mencapai tujuannyasecara baik.
2.
Promosi Ekspor diperlukan untuk :






B. KEBIJAKAN SUBTITUSI
IMPOR (SI)
1.
Pengertian
Kebanyakan Negara berkembang memajukan
industrialisasi di negaranya dengan harapan akan meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Industrialisasi dilakukan melalui dua cara, yaitu substitusi impor
dan diversifikasi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak
perlengkapan kapital, akan tetapi kebanyakan negara berkembang belum mampu
membuat perlengkapan kapital secara mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan
perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang primernya agar dapat
mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara berkembang dibangun
atas dasar ekspor produksi barang impornya. Kebutuhan negara berkembang akan
barang kapital berkesinambungan dengan kebutuhan negara maju untuk memelihara
kelangsungan produksi barang-barang primer. Karena terlalu fokus pada produksi
primer untuk diekspor, negara berkembang mengalami ketidakstabilan pendapatan
dalam pembangunan ekonominya.
Ketidakstabilan pendapatan ini
disebabkan oleh:



Untuk mengatasi kesulitan pendapatan
devisa dan penggunaannya, substitusi impor dan diversifikasi ekspor merupakan cara
baik mengatasi masalah tersebut. Melalui diversifikasi ekspor negara tidak
hanya terpaku pada satu atau dua macam barang ekspor, sehingga bila terjadi
kerugian pada satu barang dapat diimbangi dengan keuntungan dari barang
lainnya. Karena dasar tukar barang industry lebih tinggi dari barang produksi
primer, negara dapat menghasilkan sendiri barang kebutuhannya, hal tersebut
akan mengurangi pengeluaran. Masalah yang terjadi pada ekspor industri primer
mengakibatkan kenaikan ekspor lebih lambat daripada kenaikan impor. Ini
disebabkan oleh elastisitas pendapatan lebih rendah akan permintaan impor
terhadap barang produksi primer.
Rendahnya elastisitas pendapatan
terhadap impor produksi primer di negara maju disebabkan oleh:





Tingginya
elastisitas pendapatan terhadap impor barang produksi di Negara berkembang
disebabkan oleh




Berhasilnya
pembangunan ekonomi negara maju dimulai dengan industrialisasi dengan
menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Setelah subtitusi
berhasil, sebagian hasilnya diekspor ke luar negeri dan ditukarkan dengan
barang kebutuhan pembangunan. Negara berkembang selain mengimpor barang
industri juga mengekspor bahan makanan. Industri subtitusi impor memerlukan
banyak banyak alat dan mesin serta bahan makanan. Dalam pelaksanaannya
dibutuhkan banyak devisa untuk mengimpornya dan memicu dinaikkannya pendapatan
sektor ekspor. Kalau negara tidak berhasil menaikkan pendapatan ekspornya,
terpaksa harus mengadakan pinjaman luar negeri.
Pada
awalnya industrialisasi didasarkan atas pasar dalam negeri dalam bentuk barang
substitusi impor. Adanya pasar tersebut mendorong industry substitusi impor
berkembang lebih pesat apabila disertai suatu proteksi sehingga akan menghemat
penggunaan devisa. Devisa yang dihemat dapat digunakan untuk mengimpor barang
kapital dan barang lainnya yang belum dapat diproduksi sendiri.
2. Motif-Motif
Substitusi Impor
1.
Bagi negara berkembang, substitusi
impor dimaksudkan untuk mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Devisa
merupakan barang langka bagi negara berkembang, maka dalam penggunaannya harus
selektif. Penggunaan devisa lebih ditekankan pada proyek-proyek yang mengurangi
devisa namun memberikan hasil cukup dan dapat menambah penghasilan devisa.
2.
Substitusi impor timbul bila pemerintah
suatu negara berusaha memperbaiki neraca pembayarannya, baik melalui kuota
maupun tarif. Kebijakan macam ini akan mengurangi jumlah barang impor namun
permintaannya masih besar. Negara akan berinisiatif untuk menghasilkan barang
pengganti. Hal ini akan meningkatkan keuntungan sektor industri.
3.
Beberapa negara mengadakan
industrialisasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan adanya
semangat kemerdekaan cinta produk dalam negeri. Keadaaan ini mendorong
timbulnya substitusi impor pada barang konsumsi pokok maupun barang kapital.
Jadi industri substitusi impor dalam kasus ini tidak terlalu mempertimbangkan
biaya, yang penting tujuan politis dapat tercapai melalui usaha sendiri.
4.
Anggapan bahwa industri subtitusi impor
bukan untuk mengurangi atau mengganti barang impor, namun karena pemerintah
bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dalam negeri.
Adanya substitusi impor akan diperoleh
keuntungan, berupa penghematan devisa atau pertumbuhan infrastruktur. Kadang
kenyataan tidak sama dengan konsep teori. Walaupun menurut teori sangat untung,
pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak seperti harapan. Ini dikarenakan ada
permasalahan dalam menghasilkan substitusi impor.Masalah yang muncul dalam
usaha substitusi impor antara lain:
1.
Kualitas barang yang dihasilkan Kebanyakan
kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri sering kali lebih rendah
dibandingkan barang impor. Kualitas yang rendah akan menurunkan kepercayaan
konsumen di luar negeri.
2.
Biaya produksi Pada tahap awal
industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga
banyak. Langkanya faktor capital pada Negara berkembang memaksa untuk
mendatangkan capital dan tenaga ahli dari luar negeri. Sebagai hasil dari
multplier effeck itu tidak dapat ditekan biaya produksinya, sehingga mengakibatkan
harga lebih mahal dibanding produk impor.
3.
Efisiensi alokasi faktor produksi Dalam
suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam faktor, antara lain:
faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber daya alam, serta faktor
wiraswasta dan teknologi.




3.
Substitusi Impor Dan Pinjaman Luar Negeri
Berdasarkan realitanya, jumlah kapital
negara berkembang jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan pembangunannya. Karena
belum dapat memproduksi sendiri alatnya, terpaksa harus mengimpor dari negara
lain, pembayarannya menggunakan devisa.
Devisa dapat diperoleh melalui:




Sumber
devisa utama negara berasal dari ekspor barang dan jasa serta pinjaman luar
negeri. Negara berkembang terpaksa melakukan pinjaman luar negeri karena
rendahnya devisa akibat nilai tukar barang produksi primer rendah di pasar luar
negeri.
4. Segi Positif Dan
Negatif Dari Pinjaman Luar Negeri


5.
Substitusi Impor Dalam Inflasi
Inflasi dapat menguntungkan dalam suatu
perekonomian, namun tak jarang inflasi banyak merugikan. Keuntungannya adalah
inflasi dapat membawa perbaikan bidan ekonomi maupun nonekonomi. Pada negara
maju, inflasi lunak mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan yang berdampak
pada tingkat full employment.
Hal ini tidak dapat terjadi pada negara
berkembang dikarenakan:




6.
Substitusi Impor Di Berbagai Sektor
Substitusi impor dianggap ada apabila
pada suatu barang tingkat produksinya meningkat lebih cepat daripada impornya.
Namun ini mempunyai kelemahan bila ternyata produksi dalam negeri tetap
sedangkan impor menurun karena berbagai pembatasan.
1.
Industry Barang Konsumsi Pokok Sebagian
besar Negara berkembang memulai dengan membangun industry yang menghasilkan barang
pokok, walaupun tak jarang membangun dengan basic capital. Alasan suatu negara
memulai industry yang menghasilkan barang pokok:




2.
Industry Pangan (Pertanian) Pada Negara
berkembang untuk memperoleh pendapatan devisa dialkukan dengan cara menaukkan
ekspor dan mengurangi impor serta dihubungkan dengan usaha mencapai swasembada
(self sufficiency) pangan bidang pertanian. Seandainya swasembada pangan telah
tercapai, dilakukan inisiatif ekspor. Untuk mencapai tujuan yang direncanakan
dibutuhkan kenaikan produksi melalui kredit-kredit produksi, pemasaran hasil
yang lebih baik, perluasan tanah serta perbaikan tanah pertanian, dll.
Agar
pembangunan pertanian berhasil perlu memperhatikan beberapa factor berikut:





3.
Industry Jasa Pembangunan ekonomi
membutuhkan banyak capital dan tenaga kerja. Apabila suatu Negara tidak
mencukupi skill tenaga kerjanya, maka akan mengimpor tenaga ahli dan teknisi
dari Negara maju. Selain mengusahakan substitusi ekspor di bidang industry dan
pertanian dapat mencoba bidang jasa.
Pendorong
negara berkembang untuk beralih pada industri jasa adalah:


[1]http://id.shvoong.com/business-management/2171681-definisi-dan-tujuan-promosi
ekspor/#ixzz29WTyUViJ
[2] http://www.scribd.com/doc/67255305/13/C-Promosi-Ekspor
Ditulis Oleh : Unknown ~ Amierul El Neymar JR

Tidak ada komentar:
Posting Komentar